Padang – Infrastruktur yang bermutu tinggi menjadi berkah dan anugerah luar biasa bagi masyarakat. Karena hal itulah, masyarakat bisa menikmati dalam waktu lama program pembangunan yang dijalankan oleh Pemerintah Republik Indonesia di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin.
Dengan amanah yang diberikan oleh Pemerintah untuk membangun ruas jalan tol Trans Sumatera, PT Hutama Karya terus berupaya menjaga kualitas dan mutu pekerjaan fisik. Agar konektivitas jalan tol yang baru pertama kali dibangun di Pulau Andalas ini, senantiasa tersambung secara berkesinambungan.
Tak terkecuali mutu pembangunan pada ruas jalan Tol Padang – Pekanbaru seksi 1, yang di lakukan ground breaking pada Februari 2018 lalu oleh orang pertama di Tanah Air, sudah pasti dijaga dengan baik oleh Pimpinan Proyek (Pimpro) Marthen Robert Singal dan armada nya.
Mutu pekerjaan diperhatikan betul oleh Hutama Karya pada pekerjaan di Seksi I yang menghubungkan Padang – Kapalo Hilalang, sebab jika tidak dijaga dengan baik, maka infrastruktur yang dibangun bakal ambruk dan tidak tahan lama. Apalagi kondisi dasar tanah di seksi 1 ini boleh dikatakan tanah lunak dan mesti di perbaiki terlebih dahulu.
Marthen Robert Singal mengatakan, kondisi tanah dasar di Seksi I sepanjang 36,5 km ini beragam dengan kondisi tanah sawah dan rawa yang cukup dalam. Kedalaman nya bervariasi dari 2 meter hingga lebih 15 meter.
“Kondisi tanah beragam, ada bagus, kurang bagus, jelek dan jelek sekali dengan kedalaman bervariasi. Kondisi tanah banyak rawa dan sawah,” Kata Marthen Robert Singal kepada Majalah Intrust di ruang kerjanya.
Untuk memperbaiki tanah dasar ini agar tidak turun, ia menyebutkan ada lima metode yang dipakai untuk pemadatan jalan tol. Metode ini dipakai setelah Hutama Karya uji kondisi tanah per 100 meter untuk pengambilan sampel sebelum pekerjaan fisik dengan memakai bor log.
Marthen memaparkan, metode pertama adalah replacement (penggantian) tanah dasar untuk kedalaman 2 meter. Caranya adalah tanah yang kualitasnya jelek itu dibuang, dipasang geotekstile dan lakukan tindakan menimbun badan jalan dengan sirtu. “Contohnya Jarak 0 km hingga 0,5 km kondisi tanah kedalamannya hanya 2 meter. Di sini memakai replacement, ” Ungkapnya.
Metode kedua adalah dengan metode PVD dengan kedalaman tanah 2-10 meter. Tindakannya adalah membuat horizontal drain,kemudian dengan memasukkan pipa PVD yang berfungsi mengeluarkan air dari dalam tanah. Seterusnya ditimbun dengan tanah clay untuk pre loading, supaya tidak turun ke bawah.
“Contoh kita memakai metode PVD di jarak 500 meter hingga 2 km. Disana ada perbaikan tanah. Setelah pekerjaan sand drain, kita pasang pipa PVD,setelah itu kita timbun pakai material clay untuk pre loading dan tanah nya turun. Lalu air dari dalam tanah keluar di pipa PVD. Menunggu pre loading nya hingga sebulan, cukup lama memang. Setelah selesai maka tanah clay kita angkat lagi, baru dipasang base A dan rigid, ” Tuturnya.
Metode berikut adalah memasang minipile untuk kedalaman 10-12 meter. Minipile ini ditanam ke bawah dengan jarak tertentu, untuk memindahkan beban jalan di atas, agar tidak turun ke bawah.
Metode keempat memakai teknologi stone colomn (batu berkolom), untuk kedalaman 12 meter hingga 15 meter.Metode ini dipakai juga di beberapa titik ruas jalan Padang – Kapalo Hilalang, karena di titik itu ada potensi likuifaksi.
“Di ruas ini ada potensi likuifaksi di beberapa titik. Makanya kita pakai steel pipe, untuk fondasi struktur jembatan, karena kalau pakai steel pipe, pergesaran tanah karena likuifaksi bisa ditahan, ” Kata pria asli Manado itu.
Ia melanjutkan, setelah tanah dasar diperbaiki dengan empat metode diatas, pekerjaan dilanjutkan dengan metode rigid pavement. Rigid ini memakai dua lapis, dengan lapis pertama adalah lantai kerja dengan ketebalan 10 cm dan rigid nya dengan ketebalan 30 cm.
Pekerjaan rigid ini memakai alat concrete paver dan alat nya sudah di trial (coba). Alat ini baru datang dari Jerman dan sudah di instal oleh Hutama Karya. Penginstalan membutuhkan waktu dua minggu dan sudah di lakukan di awal Agustus lalu.
“Masyarakat tidak tahu ribetnya memperbaiki struktur tanah. Kita memperbaiki dahulu tanah dibawah supaya tidak turun setelah jadi. Masyarakat hanya tahu jalan sudah jadi dan bisa dilewati dengan baik. Ketahanan nya kita rencanakan 40 tahun sesuai dengan konsesi,”tukas Robert.
Pakai Teknologi Mutakhir
Guna mengimpilkasikan mutu pekerjaan, PT Hutama Karya kata Marten Robert Singal mendatangkan alat Concrete Paver dari Jerman. Saat ini baru satu unit alat tersebut sampai ke Padang, karena pekerjaan yang dilakukan masih sedikit.
Tujuan alat ini dipakai adalah untuk membuat kendaraan yang lewat merasa nyaman dan tidak terguncang saat dalam kecepatan tinggi. Memotong beton jalan ini mesti panjang, agar jalan yang dilalui enak. Kalau sambungan pendek, jalan tidak enak dan mempengaruhi IRI jalan.
Keunggulan memakai alat Concrete Paver kata Marthen adalah karena adanya dowel inserter, sehingga memasang sambungan besi lebih presisi. Bahkan pemasangan sambungan ini dilakukan saat berlangsungnya pekerjaan betonisasi, baru dipasang presisinya.
“Alat concrete paver sudah kita trial (coba). Alat ini baru datang dari Jerman dan sudah kita instal. Penginstalan membutuhkan waktu dua minggu sekaligus pemasangan dowel bar ny. Karena kita tidak bisa bekerja dengan frontal, maka baru satu unit kita datangkan. Mungkin pada 2021 kita datangkan lebih banyak alat ini, dengan perkiraan pembebasan lahan sudah banyak kita lakukan,”ujarnya.
Marthen juga sebutkan, alat dowel inserter ini sebelum mulai, di ujicoba dulu trial pasirnya, apakah sesuai tidak pemasangan dengan penghampar nya dan ketebalannya, kalau sudah sesuai baru lanjut ke beton.
“Alat ini supaya presisi dipasang ketika dilakukan pekerjaan beton. Kalau pekerjaan manual kan, disambung dulu besi bertulangnya, baru betonisasi dan ini kurang presisi. Beton ini kan putus putus per 5 meter, kalau pemasangan tidak benar dan simetris, putusnya tidak tepat.Beton ini kedepan kan akan menyusut, sehingga putus putus. Biasanya kan di cutter dan direncanakan putusnya disitu, makanya pakai dowel bar, “ulasnya.(adv)