Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Padang saat ini mempunyai 100 ribu lebih pelanggan, dengan cakupan layanan air bersih penduduk sudah mencapai 76 persen.
Untuk mencapai 100 persen layanan kepada masyarakat Kota Padang dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih, maka sangat dibutuhkan infrastruktur penunjang. Namun demikian, perusahaan pelat merah tersebut memiliki kapabilitas keuangan yang terbatas.
Peranan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi penting, guna pelaksanaan percepatan pembangunan infastruktur dimaksud.
Direktur Utama PDAM Kota Padang Hendra Pebriza S.Sos MM didampingi Direktur Teknik Andri Satria ST.MT mengatakan, dalam kurun empat tahun terakhir Kementrian PUPR telah membantu Pemerintah Kota Padang melalui PDAM membangun infrastruktur air bersih.
Diantaranya ialah melaksanakan pembangunan Water Treatment Plant (WTP) Taban 1 dengan kapasitas 100 liter per detik dan Intake Palukahan kapasitas 50 liter per detik tahun 2015.
Selain itu juga melaksanakan pembangunan jaringan transmisi air baku kapasitas 250 liter perdetik, guna jalur distribusi utama air pada tahun 2016.
Pada tahun 2019 ini diungkapkan Hendra, Kementerian PUPR juga akan membangun WTP Taban 2 dengan pagu anggaran Rp 34 miliar dengan kapasitas 100 liter perdetik.
“Untuk Kota Padang, dibutuhkan WTP dengan kapasitas 500 liter perdetik memenuhi kebutuhan pelanggan. Sampai saat ini yang dipenuhi baru 100 liter per detik. Akhir 2019 ditambah 100 liter per detik dengan selesai dibangunnya WTP Taban 2. Total 200 liter per detik, dan masih kurang,”jelasnya.
Direktur Teknik PDAM Padang Andri Satria menambahkan, WTP Taban ini sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Kuranji, dan Kecamatan Nanggalo.
Sebelum WTP Taban dibangun, pasokan air tiga kecamatan dengan 30 ribu pelanggan dialiri dari IPA Latung. Namun demikian, pelayanan kepada masyarakat jauh dari memuaskan.
“Karena kapasitas kurang, pelayanan jauh memuaskan. seperti di Lubuk Buaya siang hari masyarakat tak dapat menerima air bersih. Sejak terbangun WTP Taban, kebutuhan masyarakat tertangani dengan baik. Hampir 95 persen sudah mendapatkan akses air bersih,”paparnya.
Andri mengaku WTP Taban 1 ini memiliki teknologi yang cukup canggih dengan memakai sistem Scada SCM hampir full otomatis. Sistem ini dapat meminimalisir human error, sehingga WTP Taban selalu dalam keadaan bersih.
“Dengan Sistem Scada SCM, Taban selalu bersih. Karena pencucian otomatis, pembubuhan kaporit otomatis, pekerjaan lainnya juga serba otomatis,”pungkas Pria yang juga Alumni ITB ini.(ridho)