Pekanbaru – Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sediakan anggaran senilai Rp 6,27 triliun, untuk pembangunan infrastruktur jembatan, baik itu pembangunan duplikasi jembatan sepanjang 19.888 meter maupun preservasi penggantian jembatan sepanjang 2.177 meter.Kategori jembatan yang mendapat prioritas pembangunan tersebut adalah, jembatan dukungan kawasan industri Batang dan Subang, jembatan Peureulak di Aceh, jembatan Sungai Nilo di Riau, jembatan Talang Pangerang dan Dusun Anyar di Sumatera Selatan.
Berikutnya, jembatan Merangin di Jambi, jembatan Kretek di Yogyakarta, jembatan Yeh Otan di Bali, jembatan Sambas Besar di Kalimantan Barat, dan jembatan Pile Slab Bukit Rawi di Kalimantan Tengah. Kemudian jembatan Pulau Balang di Riau, jembatan Trans Papua dan Trans Maluku, jembatan Palker/Pontan di Sumatera Selatan.
Khusus pekerjaan pembangunan Jembatan Sungai Nilo di Kabupaten Palalawan Provinsi Riau, Kementerian PUPR kucurkan anggaran sebesar Rp 94,4 miliar. Pekerjaan dilakukan dengan sistem Multi Years Contract (MYC), dimulai tahun 2020 hingga 2021 mendatang.
PT. Semangat Hasrat Jaya – PT. Tata Inti Sepakat (KSO) dipercaya oleh Kementerian PUPR, melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Riau, untuk melaksanakan pekerjaan duplikasi jembatan tersebut.
Kepala BPJN Riau Ir T Yuliansyah MT didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Warmen Sinaga ST kepada Majalah Intrust mengatakan, pembangunan jembatan dilatar belakangi untuk menghubungkan ruas jalan nasional Lintas daerah Lago menuju Sorek.
Jembatan menjadi sebuah infrastruktur vital bagi suatu daerah yang terdapat aliran sungai. Pembangunan Jembatan Nilo sebagai duplikasi jembatan yang ada bertujuan untuk memperlancar mobilisasi daerah tempat jembatan tersebut dibangun.
Manfaat lainnya yang diterima masyarakat dengan selesainya pembangunan Jembatan Sungai Nilo sebut Yuliansyah yakni, akses ke daerah diseberang sungai menjadi lebih mudah. Selain itu juga mengurangi kekhawatiran pengguna jalan, agar jembatan itu tidak roboh, karena usianya yang sudah tidak muda lagi.
“Pembangunan duplikasi jembatan Sungai Nilo ini sangat perlu kita laksanakan. Agar menghindari terjadi musibah atau potensi bencana, karena tidak dapat menampung tonase kendaraan yang melewati jembatan lama. Mengingat jembatan lama sudah berusia uzur, yakni berusia 40 tahun,”jelasnya.
PPK Warmen Sinaga menambahkan, pembangunan jembatan Sungai Nilo memakan waktu pelaksanaan selama 540 (lima ratus empat puluh) hari kalender. Progres pelaksanaan pekerjaan saat ini 0.399 % dengan progress rencana 0.350 % sehingga terjadi deviasi +0.049 %
Kata Warmen lagi, Jembatan Sungai Nilo yang menghubungkan lintas Sumatera dari Provinsi Riau demgan Provinsi Jambi memiliki spesifikasi Jembatan Rangka Baja A60 dengan panjang 300 meter lebar 9 meter.
Ia juga menyampaikan, berbagai kendala dihadapi selama pekerjaan kontruksi berlangsung. Diantaranya terjadi luapan air sungai yang mengakibatkan banjir sedalam ± 50 cm dan terdapat beberapa utilitas tiang listrik PLN yang terkena dampak pembangunan jembatan.
Namun demikian, semua kendala yang dihadapi tertutupi dengan kinerja kontraktor pelaksana, yang sampai saat ini masih sesuai dengan kriteria yang disyaratkan.”Mudah mudahan pekerjaan berjalan dengan lancar, sesuai dengan hasil yang diharapkan masyarakat. Untuk itu, dimohon doa dan dukungan masyarakat Riau, serta kerjasama masyarakat setempat,”harapnya. (ridho)