Dikucurkan Kementerian PUPR Rp 130 Miliar dari 2020, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Panti-Rao Optimal Aliri 3000 Hektar Lahan Pertanian
Padang, majalahintrust.com – Perhatian pemerintah pusat terhadap peningkatan hasil produksi sektor pertanian di Kabupaten Pasaman sangat besar. Terbukti, penggelontoran anggaran didapat, untuk membenahi infrastruktur jaringan irigasi di kabupaten yang langsung berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara tersebut.
Presiden Joko Widodo pun membuat program khusus untuk pembenahan jaringan irigasi yang mengalami kerusakan, melalui program Program Integrated Participatory Development dan Management off Irigation Program (IPDMIP) dari tahun 2020-2023, dengan sumber dana loan (pinjaman) luar negeri. Dengan total pagu anggaran Rp 130,8 miliar lebih.
Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V ditugaskan untuk melakukan pekerjaan infrastruktur yang membentang Kecamatan Panti, Kecamatan Rao Selatan dan Kecamatan Rao itu.
Kepala BWS Sumatera V Dian Al Ma’ruf kepada majalahintrust mengatakan, kondisi eksisting jaringan irigasi Panti-Rao pada umumnya sudah mengalami kerusakan. Wajar saja mengalami kerusakan, karena pembangunan fisik Bendung Panti Rao berikut jaringan irigasinya sudah dilaksanakan sejak 1992 dan berakhir pada 1998 dengan sumber dana murni APBN
Dian memaparkan, Irigasi Panti – Rao pengelolaannya dibawah kewenangan pemerintah pusat, dimana sumber airnya berasal dari Sungai Rokan dan mengalir dari Batang Sumpur serta Batang Timbangan Kabupaten Pasaman. Luas baku irigasi dimaksud seluas 8300 hektare yang terdiri dari luas fungsional 6300 hektare dan 2000 hektare berupa kebun sawit dan pemukiman.
Ia menyebutkan, bangunan Bendung Panti Rao dibagi dua. Sebelah kiri merupakan bangunan Batang Sumpur yang dapat mengaliri air dari jaringan irigasi 5800 hektare dan bagian kanannya Batang Timbangan mampu mengaliri jaringan irigasi 2500 hektare.
Untuk areal Batang Sumpur melewati Taman Wisata Alam Rimbo Panti dengan panjang 2-3 km. Khusus pada area tersebut, BWS Sumatera V tidak bisa mengelola, karena berada dibawah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Dian juga menjabarkan, khusus pekerjaan rehabilitasi Jaringan Irigasi Panti Rao yang dilaksanakan selama empat tahun, menyelesaikan sepanjang 16,1 km jaringan dengan luasan lahan pertanian hampir mencapai 3000 hektare
Pada tahun 2020-2021, dilaksanakan pekerjaan jaringan irigasi Batang Sumpur sepanjang 7,1 km mencakup luas lahan pertanian 425 hektare dengan anggaran Rp 58 miliar. Di tahun 2022, dilaksanakan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi Batang Timbangan dengan anggaran Rp 8 miliar lebih sepanjang 1 km dengan cakupan luas lahan 100 hektare.
Sementara pada tahun ini, sedang berjalan rehabilitasi jaringan Irigasi sepanjang 8 km dengan cakupan 2362 hektare luas lahan pertanian dengan anggaran Rp 48,4 miliar lebih. Pekerjaan dilaksanakan hingga 31 Desember mendatang. Pekerjaan dilaksanakan oleh rekanan PT Indo Bangun Group.
Ditjen SDA pun sebut Dian memiliki komitmen untuk menuntaskan seluruh rehabilitasi jaringan irigasi Panti-Rao ini. Namun demikian ada sejumlah kendala yang terjadi dilapangan, sehingga membuat pembangunan infrastrukturnya menjadi tidak selesai seluruhnya.
“Kendalanya adalah sepanjang 1500 hektar di dekat jaringan irigasi merupakan lahan sawit. Jika lahan sawit telah masuk dalam lahan irigasi, maka rehabilitasi jaringannya bisa terlaksana. Selain itu juga pada jaringan irigasi Panti Rao di Taman Wisata Alam Rimbo-Panti sepanjang 2 km, termasuk dalam wilayah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Agar bisa diperbaiki kembali jaringan irigasinya, perlu dilakukan MoU antara kedua belah pihak,”ungkapnya.
Demi kelancaran dan suksesnya pembangunan, Dian berharap kerjasama yang baik dari seluruh pemangku kepentingan serta masyarakat di wilayah itu. Karena pengerjaan perbaikan jaringan irigasi itu tujuan utamanya untuk kepentingan masyarakat.
“Kami sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat pemakai air DI Panti Rao,” pintanya.
Bupati Pasaman, Benny Utama mengatakan perbaikan irigasi Panti-Rao akan mampu meningkatkan surplus beras hingga 200 ribu ton pertahun menyusul terpenuhinya kebutuhan air sawah masyarakat setelah rehabilitasi irigasi selesai.
“Pada tahun ini, kita bertekad untuk menuntaskan pelaksanaan perbaikan irigasi tersebut sehingga kebutuhan perairan pertanian masyarakat dapat diatasi dengan baik,” ujarnya
Menurut dia, perbaikan irigasi yang dibangun sejak era 80-an tersebut menjadi kunci dalam meningkatkan panen padi di Pasaman dengan kapasitas air untuk memenuhi kebutuhan sawah pada empat kecamatan di wilayah utara.
Sebagai gambaran, pada tahun lalu Pasaman berhasil meningkatkan pertumbuhan produksi padi sembilan persen, atau sekitar 78.000 ton. Jika perbaikan ini selesai, peningkatan produksi padi sawah Pasaman diharapkan mencapai 17 hingga 20 persen pertahun atau surplus di atas 200 ribu ton per-tahunnya dan Pasaman kian memantapkan otoritasnya sebagai lumbung beras terbesar di Sumatera Barat.
Bupati menjelaskan, dari 300 ribuan masyarakat Pasaman, hampir 72 persennya adalah petani, yang mesti mendapatkan hak untuk disejahterakan. Dari sisi lain, sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar, atau sekitar 53 persen dari Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Pasaman.
Secara kongkret petani Pasaman telah memberikan andil besar menuju kejayaan daerah tersebut. Untuk itu, perbaikan irigasi tersebut menjadi salah satu prioritas yang mesti dituntaskan secepatnya sehingga akan memberikan dampak baik terhadap berbagai sektor,” pungkasnya. (Ridho)
Komen yang ditutup, tetapi jejak balik dan ping balik terbuka.